Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

untitled.

Ada banyak hal buruk terjadi ketika seorang manusia menginginkan sesuatu.  Misalnya seperti ini.  Saat sedang menginginkan sesuatu, seorang manusia merasa mempunyai energi kekuatan untuk mendapatkan keinginananya. Kekuatan itu menghadirkan sebuah ambisi. Yang akan di olah menjadi bentuk kerja keras dan usaha.   Selanjutnya setelah ambisi tersebut berjalan, seorang manusia akan merasa mempunyai sebuah hak untuk lebih lagi  mendapatkan apa yang dia inginkan.  Karena satu dia punya kekuatan untuk mendapatkan nya. Dua dia sudah memacu kemampuannya dalam usaha.  Tiga, saatnya menuai apa yang dia inginkan. Yaitu hak nya setelah bekerja keras.Point ketiga adalah tempat dimana seorang manusia akan merasa hancur sedih dan terpuruk ketika hak nya tidak ia dapatkan.  Keinginan nya tidak mampu ia gapai, dan dia akan mulai menyalahkan tuhan.  Manusia sebut itu kegagalan. Dan tidak sedikit manusia yang akan terus merusak diri karena sebuah ke gagalan. ...

aku benci hari ibu.

Aku suka tiba tiba pengen nulis di tengah tengah aktivitas. Suka yang artinya  sangat sering kali terjadi. Lagi di kelas, lagi kumpul sama temen-temen, lagi di kamar mandi buat BAB, dan paling sering pas lagi naik motor. Oh iya! bahkan,di tengah aku nonton serial drama korea seperti saat ini. Tiba- tiba aku dapet ilham, inspirasi, ide, gejolak, sensasi dan semangat buat merangkai sebuah tulisan. Bisa di awali dari  tingkah laku seorang teman di hadapanku, atau sekedar suatu hal yang sekilas lewat di pikiranku. Atau gara – gara soundtrack pengiring adegan dalam drama yang mengusikku. Atau yang paling sering terjadi adalah pemahaman tentang suatu kejadian yang aku alami tiba – tiba muncul ke otak lalu meresap tubuh dan lubuk hatiku.  Dan dalam sekejap datang membawa banyak sekali pikiran. Dalam keadaan ini, dengan mudahnya kalimat demi kalimat terbentuk.  Semua perasaan tertuangkan. Aku bisa dengan mudah nyerocos bebas mengeluarkan banyak hal yang terpendam. ...

29 november 2017

Gambar
TADI AKU TAKUT SETENGAH MATI.   Hujan deres banget. Bener2 deres juga berangin. Jalanan banjir semata kaki.  Bawa motor rasanya kudu alun2 takut kepleset atau kejegur lobang yg ketutup air. Was2 juga takut tiba2 mesin mati.  Aku takut. Apalagi tiap angin bikin air makin mantep menerpa wajahku yg sudah kuyu.  Ditambah tiap papasan ama mobil dan bikin air2 banjir berombak bikin aku rasanya mau oleng2 hanyut pie gitu. Di tambah nek kecipratan air njut aku kepikiran barang yg tak bawa bakal teles.   Tadi lagi bantu kakak tercintrong nganter sesuatu.  Ke alamat yg sama sekali aku gatau.  Niatnya pake google maps. Tapi udan deres banget gak memungkinkan buka hape. Berhubung hapeku hanya hape yg tidak mungkin di cemplungin ke kolam renang kayak hape merek sony punya pepy. Akhirnya bismillah pake feeling insting dan insyaallah pertolongan Allah. Aku mulai nge gas bismillah.  Gatau tadi tiba2 kudu yaqin. Aku nolong temen maka All...

wrecked.

"Namanya Irfan" sahutnya cepat berseri seri. "Ganteng? Tinggi? Anak basket lagi? " tanyaku sambil membolak balik buku catatanku.  "Ganteng banget. Ini Ganteng nya beda sama Andi. Kalo Andi kan keliatan dewasa gitu. Kalo Irfan keliatan muda dan nakal gitu. Fresh liat nya. Gestur muka nya juga pas banget sama karakter nya yang suka iseng. Nakal iseng dan berisik gitu.  Enggak begitu tinggi,tapi pas kalo jalan sama aku. Bukan anak basket, kamu tau dia itu ketua geng anak anak IPS. Kamu tau kan gimana terkenal nya anak geng IPS di dalem sama luar sekolah kita" jelasnya cepat dalam satu tarikan nafas, semakin berseri - seri.   "Ooooooh yaya tapi aku gatau orangnya" jawabku jujur.  "Iiih ini deh liat instagram nya. Pasti tau" Mila menyodorkan handphone nya padaku.  Aku menggeleng pelan. Tetap tidak mengenali wajah di foto yg Mila tunjukan padaku. Dia mendecak kecil lalu lanjut memperlihatkan foto foto padaku sambil memberik...

magelangan.

Gambar
Seperti biasa, Warung burjo kanan jalan depan indomaret adalah tujuan kami.   Rame. 9/10 nya berisi pemuda pemuda kelaparan.  Menyebutkan menu pilihan mereka sambil sesekali menghirup puntung rokok ditangan.  Asap rokok dan asap makanan yg sudah mulai masak dari wajan mulai bercampur di ruangan kecil itu.   Dia melirik ku. Matanya bertanya dan mengkhawatirkan aku yg memang tidak menyukai asap rokok. Aku tersenyum. Mulai melangkah masuk menuju bangku di sudut ruangan. Menenangkan kekhawatiran nya. Toh, memang suasana seperti ini yg kental dengan warung burjo.  Setelah berhasil duduk, dia memesan menu makanan seperti biasa, minuman seperti biasa, dan meletakkan dompet serta hapenya seperti biasa. Kaki nya menyilang matanya tertuju padaku.   'Cinta dan Benci - Geisha' ucapnya puas. Aku tersadar menengok ke arah speaker di ujung ruangan berlawanan dengan tempat kami duduk.  Telinga ku baru merespon kembali suara alunan l...

ibu.

Telepon genggam di sebelahku  kembali berdering. Dengan nada keras dan getaran panjangnya cukup memberi tahuku bahwa itu itu sebuah panggilan telepon tanpa harus melihat ke arah layar nya yang pastinya sedang memunculkan nama sang penelpon. Dering ke empat, aku masih berdiam diri. Memilih mendengarkan nada dan suara getar yang ditimbulkan dari gesekan logam dengan lantai. Setelah dering ke lima,benda itu akhirnya diam. Ku angkat tangan ku lagi dan mulai menengadah,melanjutkan berdoa yang tadi sempat terganggu.  Usai berdoa kuraih telepon itu, ku lihat riwayat panggilan yang tadi menggangguku. “ARUM” display layar memunculkan nama itu. Hatiku terhenyak, dengan cepat menyentuh gambar telepon berwarna hijau pada layar touchscreen di depan mataku. Panggilan tersambung setelah beberapa detik aku menunggu. “Assalamualaikum Rum, ada apa? Kok jam jam sholat nelpon. Tadi ibu masih sholat, jadi yo gak bisa angkat teleponmu. Dah, sekarang ada apa?” Tidak ada jawaban dari rente...