wrecked.
"Namanya Irfan" sahutnya cepat berseri seri.
"Ganteng? Tinggi? Anak basket lagi? " tanyaku sambil membolak balik buku catatanku.
"Ganteng banget. Ini Ganteng nya beda sama Andi. Kalo Andi kan keliatan dewasa gitu. Kalo Irfan keliatan muda dan nakal gitu. Fresh liat nya. Gestur muka nya juga pas banget sama karakter nya yang suka iseng. Nakal iseng dan berisik gitu. Enggak begitu tinggi,tapi pas kalo jalan sama aku. Bukan anak basket, kamu tau dia itu ketua geng anak anak IPS. Kamu tau kan gimana terkenal nya anak geng IPS di dalem sama luar sekolah kita" jelasnya cepat dalam satu tarikan nafas, semakin berseri - seri.
"Ooooooh yaya tapi aku gatau orangnya" jawabku jujur.
"Iiih ini deh liat instagram nya. Pasti tau" Mila menyodorkan handphone nya padaku.
Aku menggeleng pelan. Tetap tidak mengenali wajah di foto yg Mila tunjukan padaku. Dia mendecak kecil lalu lanjut memperlihatkan foto foto padaku sambil memberikan narasi penjelas pada setiap foto.
"Ini Irfan waktu jadi panitia festival. Ini waktu dia lagi ada acara di rumahnya trus pake batik jadi tambah ganteng kan. Trus ini waktu dia mau ngasih aku bunga. Trus ini.. Trus ini.. " cerocosnya, wajahnya sudah berbinar binar.
"Kapan mau jadian?" tanyaku singkat.
"Gatau deh kalo itu, aku bingung banget. Lagi seneng aja kayak gini" jawabnya malu malu.
"Terus Kak Fajar temen les mu gimana?" aku mengingat kan nya pada tokoh lain dalam kisah drama percintaan nya.
"Baik baik aja" katanya santai, masih sambil tersenyum senyum melihat foto yang dari tadi itu itu saja.
"Dia gak marah kamu deket ama Irfan? "
"Ya kalok dia marah, aku juga gak papa" jawabnya santai.
"Oiya kan ada Irfan sama yang lain ya? sahutku, kali ini nada ku terlihat lebih ketus.
"Maksudmu?" tanya nya bingung. Alisnya mengkerut, mata nya sudah tidak terpaku pada layar handphone nya melainkan padaku.
"Ya kalok Kak Fajar marah ke kamu karena gak suka kamu deket sama cowok lain, kan kamu ada Irfan yg tetep suka kamu. Ada Doni juga yang bakal selalu ada buat kamu. Atau cowok lain yang bakal bikin kamu senyum senyum kalo kamu ada masalah sama cowok lain" jawabku, membalas datar tatapan tajam matanya.
"Kok kamu ngomong gitu sih? Emang aku salah punya banyak temen cowok?" suaranya terdengar lebih meninggi.
"Aku gak bilang gitu. Aku gak menyalahkan kamu. Aku cuman mengambil kesimpulan dari fakta yang ada." jawabku masih tetap datar.
"Maksutmu fakta? Kamu ngatain aku gampangan?Mau di deketin semua cowok?" kali ini seseorang di hadapanku benar benar berteriak.
"Enggak. Aku cuman bilang kalo se jahat apa pun kamu ninggalin cowok cowok yang suka dan jelas jelas ndeketin kamu. Pada akhirnya bakal ada banyak cowok lainnya yang dateng lagi ke kamu. Yang bakal memuji muji kecantikan mu. Yang bakal tetep seneng dengan segala tingkah mu. Dan mati matian rebutan ndapetin perhatianmu. Selalu begitu kan? " ku jawab teriakan nya dengan berani. Kalimat kalimat yang selama ini kutahan kali ini meluncur bebas dari mulutku.
Gelas persahabatan kami hancur malam ini.
Komentar
Posting Komentar