untitled.

Ada banyak hal buruk terjadi ketika seorang manusia menginginkan sesuatu.  Misalnya seperti ini.  Saat sedang menginginkan sesuatu, seorang manusia merasa mempunyai energi kekuatan untuk mendapatkan keinginananya. Kekuatan itu menghadirkan sebuah ambisi. Yang akan di olah menjadi bentuk kerja keras dan usaha.  
Selanjutnya setelah ambisi tersebut berjalan, seorang manusia akan merasa mempunyai sebuah hak untuk lebih lagi  mendapatkan apa yang dia inginkan.  Karena satu dia punya kekuatan untuk mendapatkan nya. Dua dia sudah memacu kemampuannya dalam usaha.  Tiga, saatnya menuai apa yang dia inginkan. Yaitu hak nya setelah bekerja keras.Point ketiga adalah tempat dimana seorang manusia akan merasa hancur sedih dan terpuruk ketika hak nya tidak ia dapatkan.  Keinginan nya tidak mampu ia gapai, dan dia akan mulai menyalahkan tuhan.  Manusia sebut itu kegagalan. Dan tidak sedikit manusia yang akan terus merusak diri karena sebuah ke gagalan.

Sadar tidak sadar. Sungguh manusia inilah tokoh paling lucu dalam kisah ini. 
Dia menyalahkan tuhan nya atas apa yg tidak dia dapatkan. Padahal, bukan tuhan nya yang menginginkan dan  menuntut nya melakukan itu. Ada berapa kah hal  hal buruk yang terjadi? 

Kita koreksi dari scene pertama. 

1. Saat sedang menginginkan sesuatu, manusia akan merasa mempunyai kekuatan. 
Seberapa besarkah kekuatan mu wahai manusia di banding milik Tuhan mu yg Maha Besar? 
Dan hal buruk pertama yg terjadi adalah kesombongan seorang manusia yang muncul perlahan. 
Banyak manusia lupa dengan kuasa tuhan nya yg Maha Besar saat hati nya mulai menginginkan sesuatu. 
Seharusnya pada tahap ini seorang manusia harus tetap merasa kecil, seyakin apapun dia akan sesuatu dia harus sadar bahwa Yang Maha Besar pemilik segalanya. Dengan begitu, alur kedepan nya akan menjadi lebih baik. 

2. Ambisi dan kerja keras.  
Semua orang tau point utama untuk mencapai sesuatu adalah dua hal di atas.  Tapi lagi lagi, pada tahap ini. Kesombongan manusia meresap  muncul semakin terang ke permukaan. Sibuk bekerja keras dan melupakan doa. Melupakan bagaimana kecilnya dia di hadapan yang Maha Kuasa. Karena harapan doa dan berpasrah adalah satu satu nya bukti bahwa manusia selalu merasa kecil di hadapan Nya. Tapi apa yang terjadi? Dia berusaha keras tak henti henti. Dan seakan lupa bahwa dia harus tetap berdoa selelah apapun dia berusaha. Bukankah sudah jelas tertulis dimana mana bahwa usaha tanpa doa adalah sombong? Dan yang terjadi, manusia tetap berletih letih dalam usaha dan tak pernah sekalipun merapal doanya dalam dalam.  Kerja keras, usaha, dan segala pengorbanan itu tidak akan pernah salah dan sia-sia  ketika sang manusia tidak menjadikan nya pondasi untuk mendapatkan sesuatu.  

3. Menuai haknya.  
Padahal manusia sama sekali tidak tahu bagaimana Yang Maha Tahu membagi haknya. Dengan ketidaktahuan tersebut dengan mudah manusia menggangap apa yang telah ia usahakan adalah haknya.  Manusia sendiri yang suka suka  menentukan bagiannya. Suka suka mengikuti hasrat, hawa nafsu, dan pilihan hatinya. Suka suka mengaanggap dunia menjadi miliknya. Manusia tersebut menentukan dari sudut pandang matanya. Sudut pandang seorang manusia yang tidak tahu apa apa. Tidak tahu satu menit kedepan apa yang akan terjadi. Tidak tahu bagian belahan bumi yg lain sedang mengalami apa. Bahkan tidak tau apakah dia masih bisa bernafas satu detik kedepan. Yang Maha Tahu jelas tahu beserta setiap detail alasanya. Kenapa ini harus begini? Kenapa itu harus begitu? Kenapa ono harus begono? Yg Maha Tahu selalu Tahu. Apa yg terjadi pada ribuan taun yang lalu atau ribuan taun yg akan datang Yang Maha Adil pasti dan selalu tahu. 
Hal ini menjadikan seorang manusia sungguh lupa betapa payah dirinya. 
Merasa paling tahu, merasa paling berhak, merasa paling pantas.

4. Lantas berkata 'kenapa hidup ini tidak adil!!!!' 
Menilai dengan penilaian dan kaca mata hidup manusia. Jelas itu tidak adil. Karena memang Yang Maha adil tidak akan bersusah susah menjelaskan setiap detail keadilan padamu nak. Bukankah sejak sekolah dasar kamu tahu bahwa 'adil bukan berarti sama rata' .  Itu adalah keadilan yang seadil adilnya. Karna hanya Yang Maha Adil yang tahu manakah yg terbaik untuk setiap manusia.  Bukan berarti A - B - C - Z berjuang sama kerasnya lalu mereka mendapatkan hasil yang benar benar sama. Tidak. Selalu ada hal diluar pengetahuan manusia yang terjadi. Dan itu akan tetap di sebut adil. Karna pengaturnya adalah Yang Maha Adil. 

5. Merusak diri. 
Pertanyaan nya. Apakah dengan merusak diri kegagalan tersebut akan berubah? Lantas hilang tak berbekas? 
Kamu lebih tahu jawabanya. Akan kuberikan tawaran yang indah. Mulailah bersyukur apapun yang terjadi pada hidupmu. Karna itulah satu satu nya cara mengubah segalanya. Apakah dapat mengubah kegagalan? Tentu saja!  Bersyukur membuat seluruh kebahagiaan dan energi positif mu kembali. Dan tentu bukan hal sulit untuk  kembali membawa kesempatan kesempatan emas lain di masa depan. 


Dari kisah ini, sungguh banyak sekali yang harus di benahi. Sungguh banyak sekali keyakinan yang harus di kokoh kan dari dalam diri. Sungguh banyak sekali penyakit hati yang harus dibasmi. 



Kalian tahu? Sang tokoh manusia pada cerita ini sungguh dekat denganku. 24 jam per 7 hari dia selalu bersamaku. Tak satu detikpun pernah kulewati tanpanya. Menempel seperti nadi. Manusia itu sampai beberapaa waktu yang lalu masih hidup nyaman bersama ku. Sampai kuputuskan untuk berusaha mengusirnya. 

Komentar